Pati – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Pati memperkuat pengawasan dan patroli setelah dua peristiwa menonjol terjadi di wilayah tersebut. Insiden perobohan rumah milik seorang petani di Desa Pundenrejo, Kecamatan Tayu, serta tawuran antar dua kelompok siswa SMK menjadi perhatian utama pihak kepolisian.
Kapolresta Pati AKBP Jaka Wahyudi menegaskan sikapnya untuk tidak mentolerir segala bentuk premanisme. Penegasan ini disampaikan dalam Apel Patroli Skala Besar pada Sabtu (10/5/2025) malam. Operasi tersebut melibatkan 344 personel gabungan dari Polresta Pati, TNI, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan.
Dalam arahannya, AKBP Jaka Wahyudi menekankan pentingnya penegakan hukum yang tegas namun tetap mengedepankan standar operasional prosedur (SOP). Ia mengingatkan seluruh personel untuk bertindak profesional dan tidak terlibat dalam tindakan arogansi.
Menurutnya, keberadaan premanisme tidak hanya mengganggu ketertiban masyarakat, tetapi juga dapat menjadi penghalang investasi di daerah. Oleh karena itu, pemberantasan premanisme menjadi salah satu prioritas Polresta Pati.
Menanggapi kasus tawuran antar pelajar, AKBP Jaka Wahyudi meminta jajarannya untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya para pelajar. Jika upaya pembinaan tidak berhasil, penegakan hukum akan dilakukan secara tegas dan proporsional.
Kapolresta Pati juga mengingatkan bahwa operasi pemberantasan premanisme bukanlah hal baru, melainkan agenda yang sudah dijalankan sejak lama. Namun, dengan munculnya kembali fenomena tersebut, pihaknya memandang perlu untuk meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan.
(*)
0 komentar:
Posting Komentar