Warga Sukolilo Blokir Truk Tambang, Protes Dampak Lingkungan Tak Digubris


Aktivitas penambangan kapur di Sukolilo, Pati, Jawa Tengah, kembali memicu kemarahan warga. Pada Kamis, 1 Mei 2025, sejumlah truk pengangkut hasil tambang diadang oleh penduduk sekitar yang merasa dirugikan oleh dampak lingkungan dari kegiatan tersebut. Aksi ini berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan antara warga dan pihak tambang.

Situasi sempat memanas ketika warga meminta para sopir truk turun dari kendaraan. Ketegangan berhasil diredam aparat kepolisian yang sigap menjaga situasi tetap kondusif di lokasi. Meski demikian, aksi blokade ini menunjukkan puncak kekecewaan warga terhadap kurangnya respons dari pihak berwenang.

Menurut keterangan warga, protes serupa sudah sering dilakukan, namun tidak pernah mendapatkan tanggapan berarti dari pihak terkait. Mereka menilai suara masyarakat diabaikan, meski dampak dari penambangan sangat dirasakan langsung, mulai dari jalan rusak hingga pencemaran lingkungan.

Komisi C Dewan Rakyat Daerah (DRD) Pati diketahui pernah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi tambang. Namun hasil kunjungan tersebut belum memberikan solusi konkret. Tidak ada tanda-tanda penghentian aktivitas tambang, bahkan penambangan masih berlangsung secara masif.

Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng mencatat setidaknya terdapat 17 titik tambang, baik legal maupun ilegal, yang masih beroperasi di wilayah Sukolilo. Aktivitas ini dianggap merusak keseimbangan ekosistem dan mempercepat kerusakan alam di sekitar pegunungan.

Warga menyuarakan bahwa penambangan telah menjadi pemicu utama terjadinya bencana seperti banjir bandang, tanah longsor, pergerakan tanah, serta kerusakan infrastruktur. Mereka berharap pemerintah segera mengambil tindakan tegas sebelum dampak kerusakan semakin meluas.

(*)

About Box Redaksi

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.