Pati | Banyaknya kerusakan infrastruktur, terutama badan jalan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, memicu keprihatinan masyarakat. Catatan menunjukkan puluhan ruas jalan di wilayah Pantura tersebut dalam kondisi rusak parah. Pemerintah daerah pun dituntut mengambil langkah strategis untuk memperbaiki kondisi ini.
Situasi semakin diperparah dengan kerusakan baru akibat bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang terjadi sejak awal tahun hingga April. Gelombang protes warga terus bermunculan, termasuk aksi kreatif menanam pohon pisang di ruas Jalan Tayu–Puncel, Kecamatan Dukuhseti, sebagai bentuk kekecewaan terhadap jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki.
Farid, 50 tahun, warga Desa Alasdowo, Kecamatan Dukuhseti, mengungkapkan bahwa setiap hari truk tambang galian C melintas di wilayah tersebut. "Akibatnya, jalanan menjadi kubangan lumpur saat musim hujan dan sangat berdebu saat musim kemarau," keluh Farid pada Minggu (27/4).
Menanggapi hal tersebut, Bupati Pati, Sudewo, mengakui bahwa kerusakan jalan di daerahnya cukup parah. Ia menegaskan bahwa Pemkab Pati perlu segera melakukan perbaikan besar-besaran, namun anggaran yang tersedia saat ini sebesar Rp40 miliar masih jauh dari cukup untuk menuntaskan persoalan ini.
Sebagai solusi, Pemkab berencana menaikkan anggaran perbaikan jalan menjadi Rp280 miliar. Kebijakan ini dilakukan dengan menyesuaikan dan merealokasi anggaran sesuai arahan dari Menteri Dalam Negeri. Sudewo menyebut, ruas jalan sepanjang 1 hingga 5 kilometer akan diperbaiki secara total agar bertahan hingga 10–15 tahun ke depan.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Sudewo menjelaskan bahwa anggaran belanja pegawai yang sebelumnya mencapai 47 persen dari APBD atau sekitar Rp1,34 triliun akan dipangkas menjadi 30 persen. Ia menyebut, efisiensi ini memungkinkan penghematan sekitar Rp70 miliar yang akan dialihkan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur. "Saya bersyukur mendapat dukungan penuh dari Menteri PAN-RB," tutup Sudewo.
(*)
0 komentar:
Posting Komentar