Kabupaten Blora, Jawa Tengah — Sebuah tragedi memilukan terjadi di Sungai Lusi, Blora, ketika delapan santriwati Pondok Pesantren Modern (MBS) Al Ma’un tenggelam setelah terseret arus sungai pada Kamis pagi, 11 Desember 2025. Peristiwa ini mengundang duka yang mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat setempat.
Delapan santriwati dilaporkan bermain di tepi Sungai Lusi bersama rombongan santri lainnya setelah kegiatan selesai ujian. Diduga kelompok ini terpisah dari pengawasan dan kemudian terbawa arus ketika mencoba bermain di dekat bagian sungai yang lebih dalam.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD, Polri, TNI, serta relawan melakukan pencarian intensif selama dua hari penuh. Upaya tersebut berhasil menemukan seluruh korban. Namun, lima dari delapan santriwati ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara tiga lainnya selamat namun mengalami syok dan memerlukan perawatan.
Proses pencarian sempat menjadi tantangan karena kondisi arus dan jarak temuan korban yang mencapai hingga 1,5 kilometer dari lokasi kejadian awal. Pencarian dilakukan dengan menyusuri aliran sungai dan melibatkan berbagai unsur tim SAR demi memastikan semua santriwati dapat ditemukan.
Sebelumnya, informasi awal menyatakan bahwa delapan anak hanyut saat bermain di sungai, menyebabkan tim gabungan terus mencari hingga radius beberapa kilometer dari titik kejadian. Dua korban sementara ditemukan meninggal saat itu, dan pencarian terus dilakukan untuk sisanya.
Masyarakat Blora terus berduka atas musibah ini. Berbagai elemen masyarakat ikut menggelar doa bersama dan dukungan untuk keluarga korban, termasuk salat ghaib yang diselenggarakan sebagai bentuk empati atas kehilangan yang terjadi.
Pihak berwenang mengimbau warga dan pengunjung sungai agar lebih berhati-hati, terutama di musim hujan atau saat arus meningkat, serta memastikan pengawasan orang dewasa saat anak-anak berada di sekitar perairan guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.(*)
Komentar
Posting Komentar