Kisah Cinta Pilu Berujung Pengeroyokan


Ruslan sebagai lelaki bertanggung jawab selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik demi keluarga. Tapi kebaikannya malah dimanfaatkan bahkan oleh orang terdekatnya. Ruslan harus menanggung perseteruan dan hal-hal yang bukan seharusnya menjadi tanggung jawab dalam rumah tangganya. (18/10/24)

“Selain tindakan persekusi dan penganiayan yang terjadi pada tanggal 29 September 2024 tengah malam, saya juga menjadi korban atas dampak dari hubungan yang kurang harmonis antara orang tua dan anak,” kata Ruslan yang bercerita tentang hubungan asmara yang pilu tersebut, Jumat (18/10/24)

Ilustrasi pengeroyokan

Selasa (27/08/24) sekitar pukul 23.30 WIB didepan kandang milik H. Komaidi (mantan Sekdes Tegalharjo). Malam itu, saudara Sutalim (orang tua Puji Cahyati) tiba-tiba datang dari arah timur dan menghampiri kendaraan saya yang sedang terparkir di pinggir jalan.

“Pada intinya, Puji Cahyati ini memiliki tanggungan piutang yang belum diselesaikan saat masih berstatus istri Kisnandar sebesar Rp. 18. 000.000 (delapan belas juta rupiah). Kemudian pagi nya (28/08/24) sepeda motor matic dengan nomor polisi K 3146 JAA disita oleh Sutalim (orang tua Puji Cahyati), sebelum bisa memberikan uang sebesar Rp 10.000.000 ( sepuluh juta rupiah) maka kendaraan (SPM merk Beat) tersebut tidak akan dikembalikan,” sambungannya sembari menceritakan seluruh rangkaian peristiwa dan kisah pilunya.
Atas peristiwa penyitaan kendaraan bermotor tersebut, tentunya saya yang menjadi korbannya. Bagaimana tidak, sepeda motor matic tersebut di beli atas nama Puji Cahyati, namun seluruh keperluan administrasinya juga dari saya semua.

“Lagi-lagi, saya yang harus menanggung itu semua. Semoga keadilan dapat ditegakkan agar pelaku penganiayan terhadap diri saya serta terdapat orang-orang yang berbuat dzalim segera mendapatkan karmanya,” lanjutnya.

Ruslan juga menyebut jika peristiwa perampasan paksa satu unit sepeda motor matic yang dilakukan oleh Sutalim (orang tua Puji Cahyati) tersebut sudah di laporkan ke pihak berwajib. Sementara untuk para pelaku persekusi dan penganiayan juga sudah ditangani oleh pihak kepolisian.

“Semoga para pelaku penganiayan segera di proses sesuai hukum yang berlaku. Sehingga keadilan ini benar-benar berpihak kepada orang yang teraniaya. Selama bersama Puji Cahyati, saya juga sering mendapatkan teror, tekanan dan ancaman dari mereka yang memiliki kepentingan,” pungkasnya.

About Box Redaksi

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.