Cakramedia Indonesia, 3 November 2024
Ujian Perangkat Desa Kabupaten Pati Tahun 2024 saat ini laksanakan di salah satu hotel yang berada di wilayah Kecamatan Gajahmungkur,Semarang. tepatnya di Hotel UTC.
Tempat yang di pakai untuk pelaksanaan ujian pengisian perangkat desa masih sama seperti tahun 2022 , yaitu di Hotel UTC. Akan tetapi yang membedakan pelaksanaan dengan tahun sebelumnya adalah dalam penyusunan soal dan pihak ketiga sebagai penyelenggaranya.
Tahun ini ujian tertulis dilaksanakan dengan sistem LJK (Lembar Jawab Komputer) bukan seperti tahun dulu yang memakai sistem CAT (Computer Assisted Test). Sementara untuk tahun 2022 pihak ketiga yang digandeng adalah UNISBANK Semarang, sementara tahun 2024 adalah UI ( Universitas Indonesia).
Setiap peserta dihadapkan 100 soal untuk diselesaikan.
Dari beberapa peserta ujian dan panitia dari beberapa desa yang berada di hotel UTC hari jumat, 1/11/2024, mengatakan tidak puas, dengan pelaksanaan ujian tersebut.
Ketidak puasan itu, diungkapkan oleh Dwi Sulistryono salah satu peserta dari Kecamatan Pati. Dion nama akrabnya ,mengungkapkan, " Dari hasil tes ini saya kecewa karena dengan tes tertulis ini hasilnya tidak langsung di koreksi dan di umumkan nilainya.Kalau seperti ini kan kita tidak tahu, tesnya di koreksi oleh siapa, dan dimana tempat mengoreksinya, serta siapa saja yang mengawasi dalam pengoreksian itu ".
"Kita semua kan tidak tahu, ditambah lagi saat absen tidak mencocokan dengan ID kartu peserta ataupun KTP (Kartu Tanda Penduduk), jadi hal ini bisa diwakilkan atau pakai jasa Joki ". Ungkapnya kesal.! Hal senada juga disampaikan oleh salah satu panitia desa dari Kecamatan Margorejo, Munaji.
Dirinya mengatakan, " harusnya ujiannya dilaksanakan terbuka, dan hasilnya tidak perlu menunggu 2 - 3 hari lagi baru diketahui. Harapan saya selaku panitia desa, calon pulang itu , sudah tahu hasilnya. Hal tersebut guna menghindari konflik atau opini opini negatif yang ada di masyarakat ". Imbuhnya!
Sedang pelaksanaan ujian dilakukakan diruangan tertutup, tanpa bisa di lihat oleh para panitia dari desa atau pengawas kecamatan maupun kabupaten, yang saat itu berada di tempat tersebut. Imbuhnya.
Untuk soal ujian yang dibuat juga terlalu panjang, hal ini di sampaikan oleh beberapa peserta dari Kecamatan Tambakromo, Kayen,dan Pati. Soalnya Panjang-panjang Mas,melebihi tes CPNS ,ungkap salah satu peserta dari Rendole, Kecamatan Pati.
Dengan lemahnya dan tidak tegasnya pengawasan pelaksanan ujian / tes tertulis, apalagi pengoreksiannya tidak di lakukan secara langsung dan hasilnya masih menunggu 2 -3 hari lagi, hal ini membuat ketidak percayaan para peserta bahwa hasilnya akan murni. Demikian disampaikan oleh beberapa peserta ujian dilokasi sesaat setelah selesai pengerjaan soal. Sementara itu Muhammad Chundori selaku Ketua CAPRAGA Kabupaten Pati menjelaskan. Ini seperti dagelan saja Mas,Kok kayak di Kabupaten Pati tidak ada tempat seperti ini, Kalau bisa dibikin mudah,kenapa harus dibuat susah? Kalau bisa dibikin Murah,kenapa harus mahal?? Wong tempat juga cuma meja,kursi dan alat tulis. Sepertinya para Kades yang menyelenggarakan pengisian perangkat desa saat ini memperlihatkan " Kecerdasan " mereka dengan menggandeng Universitas Indonesia ( UI ) yang notabene merupakan Universitas nomor Wahid .Tapi dibalik pelaksanaan yang amburadul,dengan menggunakan sistem Lembar Jawab Komputer ( LJK )Justru membuat Pola Pikir mereka justru Mundur jauh ke Belakang. Apa di Pati tidak ada Universitas atau Perguruan Tinggi yang mampu melaksanakan hal tersebut?? Ini merupakan tanda tanya besar. Toh ada juga kok Kecamatan yang melakukan tes tertulis secara Mandiri,toh hasilnya juga Sah. Nantinya juga dilantik jadi perangkat desa, mendapatkan hak dan kewajiban yang sama dengan perangkat desa yang saat ini tes di Semarang. Yang membedakan hanya luasan Bengkok/ tanah garapan saja. Bagaimana Kabupaten Pati mau lebih baik kalau pola pikir para Kades ,Camat bahkan Jajaran diatasnya masih seperti ini. Nanti kita kawal kasus ini sampai tuntas,bahkan kami akan membawa kasus ini keranah hukum. Pungkasnya, sambil menampakkan raut kekecewaan.
Rakyat bercerita
Budi
0 komentar:
Posting Komentar